Monday, June 8, 2015

Pancasila dalam Perspektif Islam

AKHIR-AKHIR ini banyak bermunculan upaya-upaya yang dilakukan baik oleh golongan yang pro maupun yang kontra terhadap keberadaan Pancasila. M. Syafi’i Anwar mengklasifikasikan paradigma pemikiran politik Islam yang berkembang di dunia kaum muslimin, yang masing-masing memiliki pandangan tersendiri tentang Islam sebagai dasar negara Indonesia.
Pertama, Substantif-Inklusif, yang memandang dan meyakini bahwa Islam sebagai agama tidak merumuskan konsep-konsep teoritis yang berhubungan dengan politik, apalagi kenegaraan.
Kedua, Legal-Eksklusif, yang memandang dan meyakini bahwa Islam bukah hanya agama, tetapi juga sebuah sistem hukum yang lengkap, sebuah ideologi universal dan sistem yang paling sempurna yang mampu memecahkan seluruh permasalahan kehidupan umat manusia.

Pancasila dalam Pandangan Islam

NEGARA Indonesia memiliki dasar dan ideologi Pancasila. Negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila bukanlah negara sekuler atau negara yang memisahkan antara agama dengan negara. Di sudut lain negara kebangsaan Indonesia yang berPancasila juga bukan negara islam atau negara yang berdasarkan atas agama tertentu (Suhadi, 1998: 114). Negara Pancasila pada hakekatnya adalah negara kebangsaan yang Berketuhanan YME.

Dengan demikian makna negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah kesatuan integral dalam kehidupan bangsa dan negara yang memiliki sifat kebersamaan, kekeluargaan dan religiusitas.

Keluarga sebagai Sekolah Pancasila

PANCASILA tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Apalagi harus berfikir berat bak seorang negarawan. Namun, semua itu dapat kita memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga.
Beberapa kasus besar yang menimpa bangsa Indonesia, seperti korupsi dan kekerasan bukan tidak mungkin semua berawal dari keluarga. Mengingat keluarga adalah cerminan dan kelompok paling kecil dari sebuah masyarakat.