Monday, June 8, 2015

Keluarga sebagai Sekolah Pancasila

PANCASILA tidak akan memiliki makna tanpa pengamalan. Pancasila bukan sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi, Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, tingkah laku sehari-hari kita harus mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.

Untuk mengamalkan Pancasila kita tidak harus menjadi aparat negara. Apalagi harus berfikir berat bak seorang negarawan. Namun, semua itu dapat kita memulai dari hal-hal kecil dalam keluarga.
Beberapa kasus besar yang menimpa bangsa Indonesia, seperti korupsi dan kekerasan bukan tidak mungkin semua berawal dari keluarga. Mengingat keluarga adalah cerminan dan kelompok paling kecil dari sebuah masyarakat.

Keluarga yang sehat adalah tempat setiap orang merasa nyaman memiliki perbedaan, merasa nyaman mengutarakan pendapatnya, merasa diperlakukan secara adil sesuai porsinya. Inilah suasana yang sehat untuk melakukan sosialisasi nilai-nilai Pancasila yang diproses secara dialogis kemudian ditransfer kepada generasi penerus sebagai falsafah hidup. Sederhananya, keluarga adalah sekolah Pancasila dengan iklim yang mapan dan kondusif.

Utamakan Musyawarah

Hasil penelitian Pusat Studi Pancasila UGM menegaskan bahwa lingkungan keluarga merupakan saluran yang paling tepat dalam proses pembudayaan Pancasila. Karena melalui keluarga dirasa lebih efektif untuk mewariskan nilai-nilai Pancasila yang dialogis berupa keteladanan. Mengingat harga satu keteladanan jauh lebih mahal daripada seribu nasihat.
Namun, pemahaman ini terasa terbalik kalau kita melihat kondisi kekinian yang memprihatinkan. Misalnya yang baru-baru ini terjadi, seperti kasus penistaan agama oleh siswa SMA di Toli-Toli, pembunuhan sadis terhadap siswi SMK di Sleman, spesialis perampok pelajar di Karanganyar adalah contoh bagaimana lemahnya keluarga sebagai pusat kontrol sosial yang utama dalam masyarakat.

Oleh karena itu, mengharap sebuah negara atau masyarakat yang baik adalah dimulai dari  keluarga. Melalui keluarga kita dapat memberikan keteladanan dan pengetahuan tentang kehidupan bermasyarakat. Kalau di sekolah sudah diajarkan bagaimana pengetahuan yang baik, maka keluargalah tempat bagaimana pengetahuan itu kemudian dipraktekan dalam masyarakat.

Maksud keluarga sebagai sekolah Pancasila diartikan bahwa sila-sila Pancasila dapat diterapkan dengan contoh kongkrit di dalam keluarga. Bukan sila dari Pancasila yang harus disebut, tapi nilainya yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam menentukan pilihan, sebaiknya dilakukan musyawarah terlebih dahulu.

Hal ini penting karena perbedaan akan lebih mudah disatukan dengan bermusyawarah. Permasalahan yang berat pun akan terasa ringan. Keputusan yang diambil pun menjadi keputusan bersama. Sehingga akan mempererat semangat kebersamaan di keluarga. Tanpa musyawarah, perbedaan bukannya saling melengkapi tetapi justru akan saling bertentangan.
Cukup sulit untuk memahami hal seperti ini, namun orangtua dapat memberi contoh dan menerapkannya. Dan anak umumnya akan mengamati dan meniru, dan pada saat seperti inilah orangtua harus benar-benar memberikan teladan yang baik.

Negara dan Keluarga

Untuk keluarga yang hidup dalam kelayakan, keteladanan Pancasila bisa mudah diajarkan. Namun, bagaimana untuk keluarga yang berada dalam kondisi yang tidak demikian?, Jawabnya adalah negara yang seharusnya bertanggung jawab akan hal ini.

Jika negara tidak mampu melakukan fasilitasi, maka institusi efektif yang dapat melakukan peranan ini adalah keluarga. Dukungan sederhana yang dapat dilakukan anggota keluarga untuk membantu pendidikan dan pengamalan Pancasila.
Artinya, nilai-nilai Pancasila dalam keluarga sangat penting guna membentuk seseorang untuk memiliki sikap dan karakter yang baik. Apa kita akan menunggu kebijakan pemerintah? Molornya pelaksanaan UN mungkin juga sebagai akibat bahwa pemerintah sedang lupa dengan “prinsip keluarga” yang diembannya.

Pada akhirnya, tidak usah berharap banyak pada kebijakan negara, namun mulailah dari keluarga. Keluarga yang dapat menggunakan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup akan membawa diri sebagai teladan bagi orang-orang di sekitarnya juga.
Oleh karena itu, kita harus terbiasa bermusyawarah dalam keluarga. Dengan demikian, tidak akan kesulitan dalam menghadapi lingkungan yang lebih luas. Berawal dari keluarga kemudian meningkat dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

Hendro Muhaimin, M.A, Peneliti Pusat Studi Pancasila UGM
http://www.pusakaindonesia.org/keluarga-sebagai-sekolah-pancasila/

No comments:

Post a Comment