Wednesday, April 15, 2015

Alasan dan Tujuan Mempelajari Pancasila

Oleh: Suprapto Estede

Ada beberapa alasan mengapa Pancasila harus dipelajari oleh setiap anak bangsa Indonesia. Beberapa alasan itu antara lain:

1. Pancasila adalah perjanjian luhur yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia untuk dijadikan sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, falsafah hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Sebagai jiwa bangsa, Pancasila melekat pada eksistensi bangsa Indonesia.

2. Sebagai falsafah hidup bangsa, Pancasila bukan hanya untuk dimiliki, apalagi sekedar dijadikan pusaka. Nilai-nilai luhur Pancasila harus dapat dihayati dan terwujud dalam perilaku nyata setiap anak bangsa dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.


3. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi dasar pedoman dalam kehidupan bernegara, baik bagi pemerintah (dalam arti luas) maupun bagi setiap dan segenap warganegara Indonesia. Jadi, warganegara yang baik adalah warganegara yang mentaati segala peraturan yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila, yang tidak menyimpang apalagi bertentangan dengan Pancasila.

4. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang pluralistik, yang ber-bhinneka tunggal ika. Dalam perjalanan sejarah dan gerak kehidupan bangsa Indonesia telah terbukti bahwa Pancasila cocok sebagai falsafah pemersatu bangsa. Sangat disadari bahwa bangsa majemuk itu sangat potensial untuk bertumbuhnya benih konflik dan dis-integrasi, sehingga sangat diperlukan adanya falsafah pemersatu yang bisa diterima oleh segenap komponen kemajemukan bangsa.

5. Ilmu dan pemahaman yang baik dan benar tentang Pancasila perlu dipelajari oleh setiap anak bangsa untuk dapat mewarisi dan menjaga kelestariannya. Setiap generasi penerus harus mampu mewarisi ilmu dan pemahaman itu dari generasi pendahulunya.

Dengan demikian, maka dapat pula dijelaskan bahwa yang menjadi tujuan setiap anak bangsa Indonesia ini mempelajari Pancasila adalah:

1. Untuk mengenal Pancasila
Tujuan pada tahapan dan tingkatan terendah adalah dimulai dari mengenal apa itu Pancasila. Pada tingkatan ini setidak-tidaknya setiap anak bangsa sudah mulai mengetahui bahwa Pancasila itu ada, dan Pancasila itu bukan nama bagi makanan atau nama orang atau nama binatang purba atau nama lainnya, melainkan Pancasila adalah nama bagi falsafah atau pandangan hidup bangsa dan dasar negara kita, Indonesia.

2. Untuk memahami Pancasila
Pada tahapan berikutnya, mempelajari Pancasila adalah untuk memahaminya secara benar dan sedalam-dalamnya. Sampai seberapa dalam pemahamannya tentu berbeda-beda pada masing-masing anak bangsa, tergantung banyak faktor penyebabnya. Tetapi yang pasti, setiap pemahaman yang terjadi akan melahirkan satu dari dua kemungkinan kesimpulan.
Pertama, kesimpulan yang positif, yang menilai bahwa Pancasila itu baik, cocok dan karena itu diperlukan. Kesimpulan ini membawa kepada proses penerimaan yang positif pula, yaitu menerima Pancasila secara ikhlas, tegas, dan penuh kesadaran.
Kedua, kesimpulan yang negatif, yang menilai bahwa Pancasila itu tidak ada manfaatnya, tidak cocok dan karena itu tidak diperlukan. Kesimpulan ini berpotensi membawa kepada proses penolakan atau penerimaan yang negatif, yaitu menerima Pancasila karena terpaksa, ragu-ragu, atau sekedar sebuah siasat atau strategi. Misal, dalam sejarah bangsa tercatat, partai komunis yang semula nampaknya menerima Pancasila kemudian terbukti bahwa penerimaannya itu tidaklah ikhlas, bahkan kemudian mencoba mengganti Pancasila dengan ideologi lain, yaitu komunisme.
Dan untuk dapat meningkat kepada tahapan berikutnya, maka syaratnya, penerimaannya itu haruslah penerimaan yang positif.

3. Untuk menghayati Pancasila
Menghayati atau menjiwai adalah memasukkan kedalam jiwa. Dengan penerimaan yang positif akan memungkinkan terjadinya proses internalisasi, proses mendarah-dagingkan nilai-nilai luhur Pancasila kedalam diri pribadi masing-masing individu anak bangsa, sehingga akan mewarnai kepribadian dan sikap perilakunya.

4. Untuk mengamalkan Pancasila
Nilai-nilai luhur Pancasila itu tentu sia-sia dan tidak ada manfaatnya jika tidak diamalkan. Pada tahapan ini tujuan mempelajari Pancasila tidak hanya berhenti pada sekedar memahami, tetapi bagaimana nilai-nilai yang sudah difahami secara benar dan dihayati dengan keikhlasan itu dapat terwujud secara nyata dalam bentuk amal atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5. Untuk melestarikan Pancasila
Jika Pancasila sudah mampu diamalkan dan merasakan manfaat darinya, maka akan tumbuh kesadaran untuk menjaga agar Pancasila itu dapat terus dilestarikan, terus dapat dimiliki, dihayati, dan diamalkan.
Proses pelestarian ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menjaga agar Pancasila tidak dirongrong, tidak diselewengkan, bahkan agar Pancasila tidak diganti dengan ideologi lain. Kedua, dengan mewariskan nilai-nilai luhur Pancasila itu kepada generasi muda penerus estafeta kehidupan bangsa, utamanya melalui proses pendidikan, baik pendidikan informal, formal, maupun pendidikan non-formal.

Demikian uraian secara ringkas. Semoga redaksinya mudah difahami, dan bermanfaat.***

Suprapto Estede, adalah dosen Pancasila pada STIEKIA.

2 comments:

  1. Alasan saya perlu memahami dan mengkaji Pancasila adalah karena pancasila adalah jiwa kepribadian bangsa yang didalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman dalam hidup berbangsa dan bernegara, baik bagi pemerintah maupun masyarakat. Sedangkan tujuan saya perlu memahami dan mengkaji pancasila adalah agar saya jauh lebih mengenal dan memahami pancasila sehingga saya dapat mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan saya dapat melestarikan pancasila agar dapat selalu dimiliki, dihayati dan diamalkan.

    ReplyDelete